Dalam event internasional tersebut, Indonesia akan mengusung riset dan inovasi yang berperan penting dalam menyajikan solusi berkelanjutan dalam mengatasi krisis air dunia.
Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Mego Pinandito mengatakan BRIN akan terus memperkuat riset dan inovasi guna memberikan solusi terhadap krisis air dalam World Water Forum.
"Isu krisis air saat ini menjadi pembahasan dunia global yang harus dicarikan solusinya. BRIN terus memperkuat riset dan inovasi dalam mengatasi krisis air di World Water Forum," kata Mego.
Lebih lanjut, Mego menuturkan, Indonesia memiliki rencana aksi nasional pengendalian perubahan iklim terkait sumber daya air. Terdapat pula lokasi prioritas ketahanan iklim dalam arah pembangunan nasional.
“Perubahan iklim menimbulkan efek yang sangat besar bagi pembangunan dan keamanan manusia,” kata Mego.
Aksi sinergi dan kolaborasi akan meningkatkan manajemen prasarana sumber daya air dalam rangka mendukung penyediaan air dan ketahanan pangan. Kemudian disaster risk management banjir, tanah longsor dan kekeringan yang semakin terukur. Lalu meningkatkan manajemen dan pengembangan prasarana sumber daya air untuk pengendalian daya rusak air.
“Intinya memang mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim terhadap sumber daya air menjadi sangat penting dan harus dikuatkan,” ujar Mego.
WWF menjadi tempat yang ideal untuk membentuk kemitraan dan jaringan antara lembaga riset, pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil. Ini memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan sumber daya, serta memungkinkan kolaborasi dalam proyek-proyek riset dan inovasi yang berkelanjutan.
“Kami melihat bahwa peran riset dan inovasi menjadi penting untuk mencari solusi mengatasi krisis air," tutur Mego.
Mengatasi krisis air harus dilakukan bersama-sama. Sinergi dan kolaborasi berbagai lembaga terkait sangat penting dilakukan, karena perubahan iklim tentu berdampak pada ketersedian sumber daya air, sehingga, Indonesia perlu menggaungkan aksi bersama untuk mengendalikannya.
(****)